Sabtu, 19 Maret 2011

INFEKSI BAKTERI DAN TBC

Tuberkolosis paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan klinis masa kini dan mendatang di Indonesia. Tuberkolosis saluran kemih merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis tuberkolosis desiminata, jarang dilaporkan mungkin prevalensinya sedikit atau lolos dari pendekatan diagnosis. Pendekatan diagnosis tuberkolosis saluran kemih dan ginjal harus terarah karena tergantung dari gambaran klinis. Gambaran klinis bervariasi : mungkin dengan keluhan ISK bawah (rekuren), hematuria tanpa sakit, hipertensi resisten atau dengan sindrom gagal ginjal kronis (GGK).

Infeksi bakterium tuberkulosis mencapai saluran kemih dan ginjal akibat penyebaran hematogen dari paru atau organ lain dari urogenital. Sumber primernya (misalnya paru) mungkin memperlihatkan infeksi aktif atau tidak memberikan keluhan maupun gejala termasuk kelainan radiologis.

2.3. PATOFISIOLOGI

DIAGNOSIS
Dalam upaya pendekatan diagnosis dua sasaran objektif yang harus di identifikasi yaitu manifestasi klinis dan bakteriuria patogen. Kedua sasaran objektif tersebut saling berkaitan, tidak terpisahkan.


KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi apabila :
§ ISK berulang
§ ISK kronis
§ ISK Pielonefritis kronis
§ Komplikasi pada penderita orang tuan dan atau diabetes timbul scepsis

3.1. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis

1. Gambaran Klinis
Diagnosis ISK dengan gambaran klinis ISKB dan ISKA mudah ditegakkan berdasarkan inventarisasi data-data simtomatologi (tabel 1) walaupun harus disadari bahwa simtomatolgi terutama yang berhubungan dengan ISKB tidak patonomonis untuk infeksi saluran kemih.


Simtomatologi ISK (tabel 1)

Lokal :
q Disuria
q Polakisuria
q Urgensi
q Stranguria
q Tenesmus
q Nokturia
q Enuresis nokturnal
q Prostatismus
q Inkontinensia
q Nyeri uretra
q Nyeri kandung kemih
q Nyeri kolik
q Nyeri ginjal

Sistemik :
q Panas badan sampai menggigil
q Septikemia dan syok

Perubahan urinalisisis :
q Hematuria
q Piuria
q Chylusuria
q Pneumaturia

2. Perubahan warna urin
Perubahan warna urin mempunyai arti klinis tersendiri seperti hematuriam, piuria chyluria dan pneumonia.

3. Diagnosis faktor predisposisi
Setiap ISK rekuren (berulang) terutama pada pasien laki-laki maupun wanita setiap satu kali serangan harus dipertimbangkan kemungkinan ISK berkomplikasi.

3.2. LABORATORIUM

Pemeriksaan penunjang diagnostik :

1. Analisis urin rutin
Pemeriksaan analisis urin rutin merupakan uji saring yang dapat diandalkan bila koleksi urin benar dan masih segar, yang terdiri dari :
a. pH urin
b. Proteinuria
c. Pemeriksaan mikroskopik urin

2. Identifikasi bakteriuria patogen penyebab infeksi saluran kemih
a. Uji biokimia
b. Mikrobiologi

3. Prosedur pemeriksaan sumber infeksi
Indikasi prosedur pemeriksaan sumber infeksi :
a. Setiap ISK akut laki/wanita dengan tanda-tanda septikemia-bakteriema
b. Setiap episode ISK (satu kali episode) pada pasien laki-laki
c. Pasien wanita dengan infeksi berulang atau relap terutama disertai hipertensi dan penurunan faal ginjal GFR (kenaikan serum-serum dan kreatinin)
d. Kultur urin menampilkan bakteriuria patogen polimikroba

4.1. TERAPI

ISK bawah (sistitis akut)

Pengobatan umum dapat dilakukan dengan tindakan :
§ Alkalinisasi urine berikan natrium bikarbonat 16 – 20 gr perhari
§ Anti spasme, banyak obat anti spasme saluran pencernaan yang dapat diberikan untuk mengurangi iritasi kandung kemih

Pengobatan khusus dengan medikamentosa
§ Nitrofurantoin, ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik, dan tetrasiklin merupakan obat antibiotik pilihan pertama untuk sistitis akut. Golongan sulfonamid cukup efektif tetapi tidak ekspansif.

ISK bawah (sistitis kronis)

§ Pengobatan umum (vide bab sistitis akut)

§ Pengobatan medikamentosa
Pemilihan antibiotok seharusnya sesuai dengan bakteriogram.
Nitrofurantoin dan sulfonamit dapat diberikan sebagai pengobatan permulaan sebelum diketahui hasil bakteriogram

ISK atas (pielonefritis akut)

§ Pengobatan umum
Sifatnya simptomatis untuk menghilangkan atau meredakan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah atau atas. Misalnya analgetik, anti spasmodik, alkalinisasi urin dengan bikarbonat.

§ Pengobatan medikamentosa
Urine terutama urine pagi hari ditampung untuk analisa urine, pengecatan dengan gram, biakan dan resistensi terhadap obat-obatan standar.

ISK atas (pielonefritis kronis)

§ Pengobatan medikamentosa dengan antibiotik selama infeksi eksaserbasi akut, diberikan kemoterapi yang intensif. Pemilihan macam antibiotik tergantung dari bakteriogram. Antibiotik harus diberikan selama 2 – 3 minggu, kemudian diikuti terapi supresif selama beberapa bulan atau tahun

§ Pengobatan lokal dengan pembedahan
Eradikasi sumber infeksi kronis perlu dipertimbangkan seperti prostatektomi untuk prostatitis.

§ Pengobatan untuk penyulit
- Hipertensi
Hipertensi berat yang sulit dikendalikan dengan obat-obatan
- Gagal ginjal kronis


5.1. PENCEGAHAN

§ Pencegahan pada ISK bawah (sistitis akut) dianjurkan minum 1 gram sulfonamit atau 100 gram nitrofurantoin LANDES dkk
§ Pada ISK bawah (sistitis kronis) semua faktor predisposisi harus diberantas untuk mencegah infeksi menahun dan kalau perlu dilakukan pembedahan.
§ ISK atas (pielonefritis akut) setiap pasien yang menderita ISK yang sering kambuh harus dicurigai kemungkinan adanya faktor predisposisi refluk vesiko ureter.
§ ISK atas (pielonefritis kronis) pengaturan / regulasi pH urin sangat penting untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme tertentu maupun untuk efektifitas antibiotik



5.2. PROGNOSIS

§ ISK bawah akut (sistitis akut)
Prognosis pada ISK bawah akut dapat sembuh sempurna, kecuali bila terdapat faktor-faktor predisposisi yang lolos dari pengamatan

§ ISK bawah kronis (sistitis kronis)
Prognosis pada ISK bawah kronis baik bila diberikan
- antibiotik yang intensif dan tepat
- faktor predisposisi mudah dikenal dan diberantas

§ ISK atas akut (pielonefritis akut)
Prognosis pielonefritis baik bila memperlihatkan penyebuhan klinis maupun bakteriologis terhadap antibiotik

§ ISK atas kronis (pielonefritis kronis)
Bila diagnosis pielonefritis kronis terlambat dan kedua ginjal telah menyusut pengobatan konserfatif semata-mata untuk mempertahankan faal jaringan ginjal yang masih utuh
By : ardian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar