SERANGKAIAN studi telah menemukan bahwa dorongan seksual laki-laki tidak hanya lebih kuat dibandingkan dorongan seksual tetapi juga lebih langsung. Di sisi lain, sumber-sumber libido perempuan lebih sulit untuk diselami. 
"Gairah seksual perempuan sangat sensitif terhadap lingkungan dan konteks," terang Edward O. Laumann, PhD, seorang profesor sosiologi dari University of Chicago, seperti dikutip situs webmd.com. 
Berdasarkan temuan studi, berikut tujuh pola dorongan seks laki-laki dan perempuan. Tapi jangan lupa, setiap individu kemungkinan memiliki pola dorongan seks yang berbeda. 
1.Lelaki lebih sering memikirkan seks. Menurut laporan Laumann, sebagian besar  
  laki-laki dewasa di bawah 60 memikirkan seks paling tidak sekali sehari. Sedang 
  hanya 25 persen perempuan melaporkan frekuensi yang sama. Seiring penuaan, 
  fantasi masing-masing akan berkurang, tapi frekuensi berfantasi laki-laki masih 
  dua kali lipat lebih sering. Dalam sebuah survei menyeluruh yang membandingkan 
  dorongan seks laki-laki dan perempuan, Roy Baumeister, seorang psikolog sosial
  dari Florida State University, menemukan bahwa laki-laki melaporkan lebih sering 
  mengalami gairah seksual spontan. Selain itu, laki-laki juga lebih sering 
  berfantasi dan fantasinya juga lebih bervariasi.
2.Laki-laki lebih bernafsu melakukan hubungan intim. Setelah mereview beberapa 
  survei, Baumeister menemukan, laki-laki lebih sering menginginkan seks baik di 
  awal hubungan, di tengah, maupun setelah bertahun-tahun bersama. 
3.Kecenderungan seksual perempuan lebih rumit dibandingkan kecenderungan laki-laki.
  Apa yang bisa membangkitkan gairah perempuan? Perempuan sendiri kelihatannya 
  tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Dalam sebuah studi, peneliti dari 
  Northwestern University menunjukkan film erotis kepada laki-laki homo dan 
  laki-laki normal serta perempuan. Peneliti menanyai partisipan mengenai gairah
  seksual mereka. Selain itu, peneliti juga mengukur tingkat gairah partisipan 
  dengan menggunakan alat yang ditempelkan di alat genital. Untuk laki-laki,
  hasilnya bisa diprediksi: laki-laki normal mengaku terangsang oleh gambar 
  hubungan seks laki-laki-perempuan dan perempuan-perempuan, dan hasil ukur alat
  mendukung klaim tersebut. Laki-laki homo mengaku terangsang dengan seks laki-laki 
  dengan laki-laki, dan pernyatan ini didukung olah hasil ukur alat.Untuk 
  perempuan, hasilnya lebih mengejutkan. Perempuan normal misalnya, mengaku
  terangsang oleh gambar seks laki-laki-perempuan. Tapi alat genital mereka 
  menunjukkan reaksi yang sama saat melihat laki-laki-perempuan, laki-laki dengan
  laki-laki, serta seks perempuan-perempuan."Laki-laki sangat kaku dan khas 
  mengenai siapa yang bisa membuat mereka terangsang, dengan siapa mereka ingin
  bercinta, dan dengan siapa mereka jatuh cinta," terang peneliti seks dari 
  Northwestern University. Di sisi lain, perempuan lebih terbuka terhadap hubungan 
  sejenis."Perempuan lebih berpotensi tertarik secara seksual dan jatuh cinta 
  dengan sejenisnya dibandingkan laki-laki," terang Baley."Mereka tidak 
  melakukannya, tapi mereka mempunyai potensi." 
4.Dorongan seksual perempuan lebih dipengaruhi faktor sosial dan budaya. Dalam 
  reviewnya, Baumer menemukan banyak studi yang mengindikasikan bahwa perilaku,
  praktek dan gairah seksual perempuan lebih dipengaruhi oleh lingkungannya 
  dibandingkan laki-laki. 
• Sikap perempuan terhadap (keinginan melakukan) praktek seksual yang 
        berbeda-beda lebih mudah berubah sering waktu dibandingkan laki-laki.
• Perempuan yang secara teratur beribadah (ke gereja) lebih tidak 
        mengagungkan seks. Pada laki-laki tidak ditemukan adanya hubungan antara ke
        gereja dengan perilaku seks. 
• Perempuan lebih dipengaruhi oleh sikap teman-teman kelompok mereka dalam 
        membuat keputusan mengenai seks. 
• Perempuan berpendidikan tinggi lebih bersedia melakukan beragam aktivitas 
        seksual (seperti seks oral). Pendidikan membuat perbedaan antara laki-laki 
        dan perempuan semakin kecil. 
• Perempuan lebih cenderung menunjukkan ketidaksesuaian antara nila-bilai 
        sosial mereka mengenai aktivitas seksual (seperti seks sebelum menikah) dan 
        perilaku mereka sebenarnya. 
5.Kepuasan seksual perempuan kurang langsung. Perempuan dan laki-laki menempuh 
  jalan yang sedikit berbeda dalam mencapai gairah seksual. Hasrat perempuan, 
  terang penulis Mating in Captivity Esther Perel, lebih kontekstual, lebih 
  subjektif, dan lebih dilapisi emosi. Sedang laki-laki tidak memerlukan banyak 
  imaginasi. Untuk laki-laki, seks lebih sederhana dan lebih langsung. 
6.Perempuan dan laki-laki mengalami orgasme yang berbeda. Menurut Laumann, 
  laki-laki memerlukan waktu rata-rata empat menit dari poin awal hingga ejakulasi. 
  Sedang perempuan biasanya memerlukan waktu sekitar 10 hingga 11 menit untuk 
  mencapai orgasme. 
  Selain itu, laki-laki dan perempuan mempunyai frekuensi orgasme yang berbeda. 
  Berdasatkan data, 75 persen laki-laki melaporkan selalu orgasme. Sedang hanya 26
  persen perempuan yang melaporan hal yang sama. 
7.Libido perempuan kurang merespon obat-obatan. Karena dorongan seksual laki-laki 
  lebih terikat langsung dengan biologi, tidak heran jika penurunan gairah bisa 
  ditangani dengan mudah melalui penggunaan obat-obatan. Laki-laki telah 
  menggunakan obat-obatan untuk mengatasi disfungsi ereksi dan penurunan libido. 
  Sedang pencarian obat untuk meningkatkan dorongan seksual perempuan belum 
  menunjukkan hasil yang memuaskan.
by : Ardian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar